3/22/2007

Akhir Pekan (Luar) Biasa

Hari Sabtu setiap akhir pekan, aku biasanya membuat rencana untuk menghabiskan waktu bersama istriku. Di pagi hari, mulai jam 06.30, kami pergi ke Taman Kota untuk jogging. Memang agak ramai di akhir pekan. Tapi kami cukup terhibur karena biasanya banyak anak-anak kecil yang bermain dengan tingkah polah mereka yang kadang membuat kami tertawa, atau gemas melihat bayi-bayi yang berada di kereta dorongnya atau di pangkuan orangtuanya. Maklum saja, kami memang belum punya momongan. Yah... dinikmati saja keberduaan ini.

foto Taman Kota, diambil dari sini.

Kalau tidak ke Taman Kota, kami akan berjalan-jalan ke daerah di sekitar perumahan. Yang paling aku senangi tentu saja berjalan-jalan di kampung-kampung sekitar. Senang karena bisa bertemu dengan penduduk asli daerah ini. Suasananya sangat asri, karena pohon-pohon besar masih banyak tumbuh di sini. Kadang membeli buah-buahan atau sayur yang harganya tentu saja lebih murah dibandingkan harga di Pasar Modern BSD. Rute yang kami lewati biasanya selalu melintasi Stasiun kereta atau perlintasan rel kereta api. Aku memang penggemar kereta api sejak kecil, dan hingga setua ini, aku masih sangat kagum saat melihat lokomotif melintas di atas relnya. Tampak gagah dan perkasa.

foto Pasar Modern BSD, diambil dari sini
Selesai berjalan-jalan atau jogging, kami akan mampir di pasar. Sebelum belanja, kami akan sarapan bubur ayam atau soto. Murah meriah. Setelah itu, barulah menyusuri lorong-lorong pasar. Lorong / los favoritku adalah los ikan. Ya, karena di sana aku akan menjumpai bermacam ikan yang namanya selalu saja tak bisa kuingat dengan baik. Luar biasa melihat keanekaragaman ikan yang disediakan Allah untuk kita. Di pasar ini saja, baru sebahagian kecil saja, tapi selalu membuatku takjub. Apalagi saat melihat bayi ikan hiu yang ukuran panjangnya paling-paling baru satu meter saja. Kadang aku mampir ke kios penjual majalah/koran. Kalau ada yang menarik, langsung beli. Sebelum pulang, tak lupa membeli sekadar oleh-oleh buat orang rumah. Biasanya kue pukis, atau buah-buahan. Seperti juga berangkatnya, maka pulang pun aku berjalan kaki saja. Bahkan saat membeli beras satu karung, kami akan minta tolong pada tukang ojek untuk mengantarkan beras tadi ke rumah. Sedangkan kami, ya tetap jalan kaki saja.

foto Pasar Modern BSD, diambil dari sini


Tiba di rumah, biasanya sudah sekitar pukul 09.30. Aku akan langsung tergeletak di depan televisi. Niatnya sih, santai sambil nonton tv, tapi yang biasanya terjadi adalah aku yang ditonton tv, alias ketiduran. Hehehe... Nanti setelah pukul 10.00, istriku akan mengambil alih kendali tv untuk menonton Oprah Winfrey Show yang di Indonesia memang diputar di jam tersebut. Biasanya itu dilakukan sambil mengolah bahan makanan sebelum dimasak. Setelah acara itu selesai, ia akan masak dan aku tetap di alam mimpi.

Siang harinya, setelah mandi, dzuhur [-O<, dan makan siang, aktifitas kami biasanya tak akan jauh dari tiga hal: baca buku, nonton DVD sewaan, atau bobo siang. (hehehe... yang belum punya pasangan jangan iri ya...). Tapi kalau istriku punya PR, ia akan mengerjakan PR itu dan aku akan membantu sebisanya. Nah, nanti jam 16.00, istriku akan berangkat mengajar ngaji di komplek perumahan sebelah, sedangkan aku akan nonton siaran langsung sepak bola di tv, atau membaca buku, atau... meneruskan tidur.

Malam harinya, malam minggu, kami akan pacaran di taman jajan. Sesuai namanya, tempat ini memang tempat yang biasa dipakai orang untuk berjualan dan membeli jajanan. Luasnya sekitar 20 x 50 meter persegi.Ada berbagai macam jajanan yang bisa diperoleh di sini. Mulai Baso, ketoprak, aneka sate, aneka minuman, dan berbagai jajanan lainnya. Bagian tengahnya digunakan untuk lalu lintas pembeli. Kedai dan kios merapat ke dinding dan tidak ada sekat antara satu kedai dengan kedai lainnya.

Ada satu kios/kedai yang menjadi kegemaran kami berdua, yaitu Baso Solo. Itu untuk jenis makanan. Kalau minuman, setidaknya ada dua, yaitu Es Kelapa Muda (bisa dipilih, menggunakan gula pasir/putih atau gula jawa/merah) serta es doger. Harganya tidak mahal. Seporsi baso hanya Rp. 6.000 saja, sedangkan es kelapa muda hanya Rp. 2.000, sama sepeerti es doger.

Setelah tiba di rumah kembali, maka sisa malam akan kami habiskan dengan duduk-duduk di teras. Kadang ditemani kacang rebus, atau ubi goreng buatan istriku. Memang suasananya tidaklah seindah memandang langit penuh bintang di malam-malam cerah di tengah hutan atau puncak pegunungan. Tapi merasakan semilir angin sambil bicara atau bercengkrama berdua di teras rumah sudah mampu membuat kami bahagia.

Nah, itulah rutinitas yang sering kujalani setiap hari sabtu bersama istriku. Tentu saja sangat jauh dari kemewahan. Jadi jangan dibandingkan dengan malam minggu yang sering dijalani orang-orang berada. Ini hanya rutinitas biasa yang bisa kujalani dengan istriku. Segalanya begitu sederhana. Tak ada kemewahan ataupun fasilitas serba ada. Tapi kami bahagia.

Barangkali karena keberadan pasanganlah yang lebih utama. Kita, dan pasangan kita, akan merasa tenang dan bahagia saat berada dekat satu sama lain, walaupun hanya ada di tengah suasana yang sederhana dan apa adanya.